Minggu, 20 November 2011

Ayo Bangkit Kawan

Bismillah
Assalamualaikum wr wb

Yap sudah sekian lama, cukup lama lebih tepatnya saya tidak mengupdate blog ini. terlalu banyak faktor kenapa saya sudah tidak membuat post di blog ini, padahal dulu saya mentargetkan setiap bulannya untuk mempost min 3 tulisan. Saya berharap semoga post ini menjadi langkah awal saya untuk menambah semnagat saya untuk menulis.

Kali ini saya ingin bercerita tentang sebuah kondisi yang memang sering kali dialami oleh setiap orang, dan kondisi itu adalah futur (degradasi iman). Setelah sedikit banyak saya coba search di internet ada beberapa hal yang menyebabkan iman itu turun :

1. Berpaling dari mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya.
2. Berpaling dari melihat ayat-ayat Allah kauniyah dan syar’iyah, karena hal itu akan menyebabkan kelalaian dan kerasnya hati.
3. Kurang beramal shalih.
4. Berbuat maksiat.

Semakin banyak maksiat dilakukannya, akan semakin mengurangi keimanannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”
(Al-Muthaffifin: 14)
Setiap kali seseorang berbuat maksiat, akan dititik hitam di hatinya sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Perlu diketahui di sini, ada amalan-amalan yang sangat memengaruhi keimanan seseorang namun dianggap sepele oleh banyak orang. Di antaranya:


1. Jauh dari lingkungan (pergaulan) dan suasana iman.  

Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam memelihara dan memupuk keimanan. Lingkungan yang beriman akan menambah keimanan, dan lingkungan yang jelek akan merusak keimanan seseorang.

 2. Menjauh dari majelis ilmu syar’i (pengajian Islam)                                           

  Jika menjauh dari majelis ilmu berpengaruh kepada iman seseorang, lebih-lebih lagi jika tersibukkan dengan ilmu yang terkontaminasi oleh pemahaman kufur yang sengaja disusupkan.                                                                                                                                               

3. Pengaruh Teman                                                                                            

Teman sangatlah berpengaruh pada keimanan seseorang. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Seseorang di atas agama temannya.”
Di antara kesalahan kaum muslimin adalah menyerahkan pendidikan anak-anak mereka ke lembaga-lembaga yang tidak mementingkan aqidah.

 

 Yap, mungkin diantara itu semua ada beberapa hal yang saya lakukan yang memang mengakibatkan kondisi saya sangat terpuruk sampai sekarang, namun yang menjadi pertanyaan adalah sampai kapan masalah futur ini menggerogoti tubuhmu? sampai semangatmu habis kah? sehingga kau tidak tahu lagi jalan mana yang kau tempuh? padahal Allah sudah dengan sangat adilnya menyediakan jalan kebaikan untuk kau lalui, apalagi yang ingin kau tawar dan kau pinta? Percayalah kawan, tidak ada hal yang mudah untuk dilalui, kerikil dan lubang siap menghadangmu kapanpun dan dimanapun kau berjalan, siapkah kau berdiri saat tersandung? dan siapkah kau bangkit saat kau masuk ke lubang yang sangat dalam. Semua itu hanya kau dan imanmu lah yang mampu menjawab.

Bangkit dan bergeraklah, sungguh waktu ini tidak akan bisa terulang lagi untuk kedua kalinya. Semoga tulisan ini bisa menjadi pemicu semangatmu lagi yang sudah lama pudar...

Alhamdulillah
Wassalamualaikum wr wb

 

Kamis, 28 Juli 2011

Perhatikanlah Kebesaran Tuhanmu

Bismillahirrahmanirrahim

        Segala puji bagi Allah atas segala ciptaanya di alam semesta ini. Matahari, Bulan, Bintang, Gunung, Laut. Semua tunduk dan patuh dibawah kekuasaannya. Tapi kenapa kita yang hanya manusia biasa terkadang suka lalai dan melanggar semua apa yang diperintahkannya? Tidak kah semua ciptaanNya itu menjadi sebuah peringatan kita akan kebeseranNya dan menuntut kita untuk menjadi hamba yang bertakwa.
     
       Alhamdulillah, Allah masih memberikan saya kesempatan untuk bisa menyaksikan ciptaanNya yang sungguh sangat luar biasa. Tepatnya pada hari minggu lalu, saya bersama teman-teman berkunjung ke sebuah tempat wisata air panas tepatnya di daerah Cangar. Yang dimana untuk sampai kesana kita harus sedikit mendaki gunung dan yang pastinya di perjalanan kita diperlihatkan dengan pengunungan yang mengelilingi kota dimana kami tinggal. Sempat terlintas apa yang akan terjadi jika gunung yang mengelilingi kota tempat tinggal kami meletus, yang padahal jajaran pegunungan itu bisa di katakan non aktif. Tapi wallahualam, jika suatu saat Allah berkehendak “jadi” maka jadilah, alhamdulillah semua itu belum terjadi.  Teringat akan sebuah surat di Al-Quran, surat yang saya pikir Allah menurunkannya supaya kita lebih memperhatikan ciptaan yang ada di alam semesta ini. Yap, tidak lain dan tidak bukan ada didalam surat Al-Gasyiyah

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?

1.Banyak muka pada hari itu tunduk terhina,
2.bekerja keras lagi kepayahan,
3.memasuki api yang sangat panas (neraka),
4.diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
5.Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon berduri
6.Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
7.Banyak muka pada hari itu berseri-seri
8.merasa senang karena usahanya,
9.alam surga yang tinggi,
10.tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.
11.Di dalamnya ada mata air yang mengalir.
12.Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,
13.dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),
14.dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,
15.dan permadani-permadani yang terhampar.
16.Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,
17.dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
18.Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
19.Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
20.Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
21.Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
22.tetapi orang yang berpaling dan kafir,
23.maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.
24.Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
25.kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.
26.kemudian sesungguhnya (kewajiban) kamilah membuat perhitungan atas mereka

   Pada surat tersebut tepatnya pada ayat 17-26 sudah sangat jelas bahwasanya Allah SWT ingin memperingati kita untuk memperhatikan kebesaranNya melalui semua ciptaannya di alam semesta. Hal ini dimaksudkan supaya senantiasa kita merasa kecil dihadapanNya, sehingga dengan demikian kita akan senantiasa selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita di hadapan Allah SWT. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bertakwa.

Alhamdulillah

Jumat, 22 Juli 2011

Konsep Matematika di dalam Sedekah

Bismillahirrahmanirrahim

    Segala puji bagi Allah atas sama nikmat dan karunianya yang diberikan tidak terkecuali siapapun, baik dia muslim, nasrani, majusi bahkan atheis sekalipun tidak akan terlewatkan satu pun dari rezeki dan rahmat dari Allah. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita bisa selalu bersyukur atas nikmatnya.

    Berbicara mengenai sedekah, saya terinspirasi dengan seseorang Ustadz di sebuah tausiyahnya dan kita tau siapa Ustad tersebut. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah Ustad Yusuf Mansur yang seperti kita ketahui bersama beliau cukup terkenal dengan konsep matematika sedekahnya. Menurut beliau sedekah mempunyai perhitungan matematisnya sendiri, seperti yang diuraikan sebagai berikut.

     Apa yang kita lihat dari matematika dibawah ini?

     10 - 1 = 19

Ya, disana kita akan melihat keganjilan hitungan matematis. Sebuah pengurangan yang justru menghasilkan penambahan. Kenapa begitu? kenapa bukan 10-1 = 19? inilah yang disebut matematika sedekah, kita memberi apa yang kita punya dan Allah akan mengembalikan lebih banyak lagi.

Konsep matematika sedekah diatas diambil bukan atas dasar dari sumber manapun, konsep tersebut diambil dari Al-Quran Surat Al-Anam ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah), bahkan didalam surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan hingga 700 x lipat

Sebelumnya, kita sudah mengetahui, bahwa :
10 - 1 = 19

Maka, ketemulah ilustrasi matematika dibawah ini

10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100

Dengan konsep ini, jika kita ingin membeli rumah yang berharga 100 juta, ya kita tinggal sedekah aja 10 juta :D . Mungkin teman-teman sangat tidak percaya atas konsep seperti ini, begitu juga dengan saya. Tapi percayalah saya telah mengalaminya.

   Hal ini terjadi beberapa hari yang lalu, ketika saya mendapat kesempatan untuk kembali ke Depok. Suatu ketika saya bersilaturahmi dengan abang-abang saya didepok, dan ketika maghrib shalatlah kami disebuah mesijid, lalu saya melihat sebuah kotak amal disana dan saya teringat akan konsep matemaitikanya Ustad Yusuf Manshur, dan ketika saya merogoh kantong hanya ada uang 20 ribu disitu. Yasudahlah kemudian dengan bismillah saya masukanlah uang tersebut ke dalam kotak amal (tanpa berharap bahwa konsep matematika sedekah itu benar-benar terjadi kepada saya). Lalu keesokan harinya kembali lah saya ke malang, kemudian beberapa hari kemudian seseorang teman saya menghubungi saya dan mengabarkan bahwasanya saya mendapatkan rezeki melalui sebuah beasiswa di fakultas. Yang padahal pada saat saya mengumpulkan berkas tersebut, kakak kelas saya yang menjadi panitia pengumpulan berkas tersebut sempat mengintimidasi saya bahwasanya saya tidak akan bisa mendapatkan besasiswa tersebut. Karena jika diliat dari sisi manapun kemungkinan saya untuk mendapatkan beasiswa tersebut sangatlah kecil bahkan tidak ada, baik dilihat dari jalur akademik maupun non akademik. Tapi Alhamdulillah yang namanya rezeki sudah di atur dengan sangat rapih oleh Allah SWT, jadi tidak akan mungkin salah apalagi tertukar satu dengan yang lainnya.

   Dan pada akhirnya bukan bermaksud ria ataupun sombong atas apa yang telah didapat, TS hanya ingin sedikit berbagi sebuah pengalaman yang bahkan saya sendiri takjub akan pengalaman tersebut. Semoga sebuah cerita ini bisa sedkit banyak memberikan inspirasi kepada siapapun yang membaca

Alhamdulillah

Rabu, 20 Juli 2011

Ayo Tingkatkan Rasa Syukur Mu....

Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah akhirnya bisa nulis lagi nih, setelah sekian lama maintenance karena sibuk mempersiapkan UAS. Alhamdulillah, walaupun hasilnya sedikit menurun dari smester lalu tapi sungguh saya sangat bersyukur. Hal ini dikarenakan bahwa Allah memang senantiasa bersama hamba-hambanya yang sabar. Alhamdulillah Hanya kata-kata itulah yang bisa saya ucapkan ketika suatu saat saya mendapatkan kabar yang sungguh luar biasa, terutama dari IP yang saya peroleh untuk smester ini, yang padahal ada beberapa nilai yang sungguh diluar dugaan. Alhamdulillah disaat saya sungguh terpuruk karena semua ketidakpastian, rahmat Allah datang dan membuka semuanya.

     Bukan menjadi suatu hal yang dipungkiri lagi, bahwasanya IP (Indeks Prestatif) merupakan hal yang paling diperhatikan oleh setiap mahasiswa, apalagi cumlaude yang sungguh sangat diperjuangkan oleh setiap mahasiswa termasuk saya sendiri. Karena siapa sih yang gak mau kalau kita bisa lulus dengan predikat cumlaude dan lulus tepat waktu. Yah walaupun pada dasarnya semua hal itu bukanlah hal yang paling utama untuk kita perjuangkan pada saat belajar di kampus, tapi hal itu menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi saya, apalagi IP yang baik untuk memperbesar kemungkinan saya untuk mendapatkan beasiswa. Dilain sisi pun siapa sih yang nggak mau bisa membuat orang tua saya sedikit bahagia melihat anaknya bisa survive dengan jerih payah sendirinya.

     Seperti yang telah sedikit saya ceritakan diawal. IP smester ini cukup terjun tapi tidak parah, cukup membuat saya tidak bisa tidur dan menjadi sedikit ilfill setiap orang-orang bertanya mengenai IP. Hal ini di karenakan ada 1 mata pelajaran yang mendapat nilai C+ (ya mungkin tidak terlalu buruk, tetapi akan menjadi sesuatu yang buruk jika hanya 3 orang yang mendapat nilai C+ dan saya termasuk saya diantaranya, padahal UAS nya cukup sangat mudah untuk dikerjakan).Disamping itu memang saya akui, saya kurang mempersiapkan segala sesuatunya semenjak di smester 2. Dan diperparah lagi satu nilai yang paling krusial belum keluar. Yap, tidak lain dan tidak bukan ialah manajemen keuangan, mata kuliah yang paling menjadi masalah di smester 2, hal ini dikarenakan saya tidak cukup baik mengikuti mata kuliah ini. Dapat lulus dengan nilai C pun sudah sangat sungguh saya syukuri, karena dari hasil teman-teman yang lain mahasiswa yang cowo rata-rata mendapat nilai D, oke itu cukup membuat saya stress. Cukup lama saya terpuruk menunggu nilai tersebut, bahkan saya sempat ragu bahwa pertolongan Allah begitu dekat, bahwa masih banyak rezeki-rezeki yang Allah berikan ke saya yang terkadang saya tidak bersyukur akan hal itu, dan saya hanya fokus meratapi sebuah nasib yang saya anggap tidak adil yang Allah berikan ke saya. Tapi ternyata saya salah, saya lupa bahwasanya nikmatnya rasa syukur baru dapat kita rasakan pada saat kita masih bisa tetap bersyukur pada saat kita mendapatkan suatu hal yang buruk yang menimpa kita. Saya pahami mendalam hal tersebut, istigfar dan mulai bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang banyak yang masih belum saya syukuri. Beberapa hari kemudian, saya memberanikan diri untuk membuka Sistem Informasi Akademik untuk melihat nilai-nilai saya, dan hasilnya Alhamdulillah dan AllahuAkbar reflek saya katakan berkali-kali ketika melihat nilai Manajemen Keuangan saya, B itulah nilai yg dapat. Seketika itu juga hal tersebut menjadi sebuah obat dari luka yang saya dapatkan pada  nilai mata kuliah yang cukup kurang memuaskan.

   Dan mungkin, terdengar seperti curcol atau Diary anak yang sepertinya baru hidup di kampus. Tapi ada satu hal yg menarik disini, hal yang ingin sekali saya tekankan. Hal itu adalah ketika suatu saat kamu merasa bahwa kamu mendapatkan sesuatu yang buruk menimpa kita, percaya lah kawan bahwasanya Allah akan selalu bersama orang-orang yang sabar dan rakhmat Allah itu tidak akan pernah putus apabila kamu selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikanNya, baik suatu nikmat yang baik maupun  yang buruk. Karena Allah akan selalu menambah nikmat hamba-hambanya yang senantiasa selalu bersyukur





“Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. QS Ibrahim[14]:7

Jumat, 24 Juni 2011

Mengapa Al-Qur'an berbahasa Arab? (sekilas Info)

Sesungguhnya Kami telah menjadikan Al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian memahaminya (QS. Az Zukhruf:3)


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui." (Q.S. Ar Ruum : 22).

"Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang." (Q.S. Maryam : 97)


Alasan yang sering kita dengar mengapa Al-Qur’an itu berbahasa Arab adalah Karena Nabi Muhammad adalah orang Arab yang menggunakan bahasa Arab dalam interaksi keseharianya, sehingga dalam menyampaikan wahyu tentu saja menggunakan bahasa Arab. Alasan ini tidak salah karena itu argumen paling mendasar ketika kita ditanya mengapa al-Qur’an itu berbahasa Arab. Alasan ini sesuai dengan pendapat  Ibnu Taimiyah yang mengatakan, “Taurat diturunkan dalam bahasa Ibrani saja. Dan Musa ‘alayhissalam tidak berbicara kecuali dengan bahasa itu. Begitu juga halnya dengan al-Masih: tidak berbicara tentang Taurat dan Injil serta perkara lain kecuali dengan bahasa Ibrani. Begitu juga dengan seluruh kitab. Ia tidak diturunkan kecuali dengan “satu bahasa” (bilisanin wahidin): dengan bahasa yang dengannya diturunkan kitab-kitab tersebut dan bahasa kaumnya yang diseru oleh para rasul”. Seluruh para Nabi, menyeru manusia lewat bahasa kaumnya yang mereka ketahui. Setelah itu, kitab-kitab dan perkataan para Nabi itu disampaikan: apakah diterjemahkan untuk mereka yang tidak tahu bahasa kitab tersebut, atau orang-orang belajar bahasa kitab tersebut sehingga mereka mengerti makna-maknanya. Atau, seorang utusan menjelaskan makna-makna apa yang dengannya ia diutus oleh Rasul dengan bahasanya…” (Lihat, Ibnu Taimiyah, al-Jawb al-Shahih liman Baddala Dina’l-Masih (Jawaban Yang Benar, Bagi Perubah Agama Kristus), (Cairo: Dar Ibnu al-Haytsam, 2003, jilid 1 (2 jilid), hlm. 188-189).
Alasan di atas belum cukup menggambarkan mengapa bahasa Arab yang menjadi bahasa pilihan kitab suci umat Islam, Mu’jizat dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alayhi wassalam. Mengapa bahasa Arab menjadi istimewa sehingga dipilih menjadi bahasa Qur’an, di bawah ini sedikit tentang penjelasanya.

  1. Bahasa Arab adalah bahasa tertua, bahasa para Nabi, Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semitik Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semitik. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah danAfrika Utara. sampai hari ini, bahasa yang berasal dari rumpun Semit yang masih bertahan sempurna adalah bahasa Arab. Bahkan Bible yang diklaim bahasa aslinya bahasa Ibrani telah musnah, sehingga tidak ada naskah asli dari Perjanjian Lama. Ada sebuah pendapat bahwa bahasa pra-pengasingan (pre-exilic language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan tidak dikenal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih tepatnya, orang-orang Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama kali ± 1500 S.M, berdasarkan huruf-huruf ketimbang gambar-gambar deskriptif. Semua alfabet yang berturut-turut seterusnya adalah utang budi pada, dan berasal dari, pencapaian Kanaan ini. (Prof. Dr. M.M. Al-A‘zamî, The History of The Qur’ânic Text from Revelation to Compilation (edisi Indonesia), terjemah: Sohirin Solihin, dkk., GIP, 2005, hlm. 259).
 2.  Bahasa arab bahasa yang paling banyak diserap,  serapan dari bahasa Arab nyaris terdapat di hampir semua bahasa asing lainnya yang ada di berbagai belahan bumi ini. Nyaris bahasa-bahasa yang kita kenal sekarang ini,     telah banyak menyerap kosa kata dan istilah dari bahasa Arab. Salah satunya adalah bahasa Inggris ‘earth’ ‘bumi’ dalam bahasa arab dilafalkan ‘ard’ dan tentunya bahasa Indonesia. Bahkan bahasa ilmiah di dunia sains pun tidak lepas dari pengaruh serapan kata dari bahasa Arab. Istilah alkohol, aljabar, algoritma dan lainnya adalah bagian dari serapan dari bahasa arab.
3. Bahasa arab adalah bahasa yang utuh dan terjaga, sebagian besar kita tahu bagaimana bahasa Arab itu dilafalkan dari tempat bunyinya (makharijul Huruf) tidak asal keluar begitu saja, sangat diperhatikan bagaimana tempat keluar bunyinya contoh yang mudah kata ‘Qul’ artinya ‘katakanlah’ berbeda dengan ‘kul’ artinya ‘makanlah’, huruf ‘Qa’ dengan huruf ‘Kaf’ memiliki tempat keluar yang sama yaitu pangkal lidah tetapi letak keluar yang berbeda. Ada lagi yang membuat bahasa Arab menjadi indah dan terjaga yaitu panjang pendek dalam pelafalan bahasa  Arab atau dalam ilmu tajwid disebut ‘mad’. Tempat keluar dan Panjang pendek pelafalan sangat mempengaruhi makna kata yang diucapkan dalam bahasa Arab. inilah beberapa hal yang membuat bahasa arab menjadi bahasa yang utuh dan terjaga, oleh karena itu wajar apabila Al-Qur’an berbahasa Arab karena bahasa Arab adalah bahasa yang terjaga.
Sesungguhnya  Kami-lah yang  menurunkan  Al  Qur’an,  dan sesungguhnya Kami benar-benar  memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr : 9)

4. bahasa Arab dikenal memiliki banyak kelebihan: (1) Sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, (2) Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan, (3) Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjungsi), yang amat luas hingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian itu tak terdapat dalam bahasa l ain. (Lihat, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag, edisi revisi, Juli 1989, hlm. 375)

5. Kerana Islam itu satu risalah (misi) yang “universal” dan “kekal”, maka mukjizatnya harus retoris (bayaniyyah), linguistik (lisaniyyah) yang kekal. Dan Allah telah berjanji untuk memelihara Al-Qur’an. Allah menurunkan Al- Qur’an kepada Rasulullah SAW. dalam bahasa Arab yang nyata (bilisanin ‘Arabiyyin mubinin), agar menjadi: mukjizat yang kekal dan menjadi hidayah (sumber petunjuk) bagi seluruh manusia di setiap waktu (zaman) dan tempat (makan); untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya: dari kegelapan “syirik” kepada cahaya “tauhid”, dari kegelapan “kebodohan” kepada cahaya “pengetahuan”, dan dari kegelapan “kesesatan” kepada cahaya “hidayah”. Tiga poin itu berjalan terus atas izin Allah sampai dunia ini hancur, yakni Risalah (Islam), Rasul (Muhammad SAW) dan Kitab (Al-Qur’an). (Lihat, Prof. Dr. Thaha Musthafa Abu Karisyah, Dawr al-Azhar wa Jami‘atihi fi Khidmat al-Lughah al-‘Arabiyyah wa al-Turats al-Islamiy, dalam buku Nadwat al-Lughah al-‘Arabiyyah, bayna al-Waqi‘ wa al-Ma’mul, 2001, hlm. 42).


Inilah beberapa alasan yang mungkin mengapa bahasa Arab itu merupakan bahasa yang unggul di banding dengan bahasa-bahasa lain di bumi ini. Bahasa Arab sekrang telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku (fusha) berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih digunakan, sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4 Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6.

Wallahu’alam bishawab.

http://rumahquran.org/index.php/sahabat-quran/kami-berbagi/65-mengapa-al-quran-berbahasa-arab.html

Selasa, 21 Juni 2011

Ayo Perhatikan Opportunity Costnya

Bismillahirrahmanirrahim..

       Alhamdulillah, begitu banyak hikmah yang bisa kita ambil di setiap aktivitas dan kejadiaan yang menimpa kita setiap waktu, tidak terkecuali didalam teori suatu ilmu sekalipun. Ada hal yang menarik dalam pembahasan salah satu teori yang di sampaikan oleh dosen Mikro beberapa waktu yang lalu. Yap teori Opportunity Cost

     Secara konsep, yang dimaksud Opporunity Cost adalah biaya yang dikeluarkan ketika memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp.10.000.000. Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya peluang.

    Lalu, hikmah apa yang bisa diambil? bukannya itu hanya sekedar teori yang ada di dalam ekonomi? Yap, mengutip dari perkataan dosen mikro saya. "Saya tidak habis pikir terhadap semua orang yang sering melakukan tindak pidana, apalagi kejahatan yang mereka lakukan itu tidak memberikan hasil yang sebanding dengan ganjaran yang akan mereka dapatkan. Contohnya seseorang yang mencuri helm motor, apalagi pelakunya itu seorang mahasiswa atau orang yang masih muda. Ketika dia tertangkap lalu di DO bahkan bisa dipenjara apakah dia tidak berfikir bahwa dia telah menukarkan masa depannya hanya dengan sebuah helm yang mungkin harganya tidak seberapa? akan sangat kelewatan lagi jika yang melakukan itu adalah orang yang telah menjadi mahasiswa ekonomi yang otomatis konsep seperti ini sudah sangat mereka pahami'. Hmmh oke, ternyata pernyataan dosen itu benar banget, lalu saya berfikir. Apakah konsep ini juga bisa dipakai ya oleh kita ketika kita melalaikan segala sesuatu yang diperintahkan Nya? Ketika kita ingin melakukan dosa, apakah kita sudah memikirkan opportunity costnya? apalagi jika kelalaian kita itu juga mengakibatkan kerugiaan kepada orang lain, contohnya mencuri tersebut. Ya mungkin kalau yang gak pernah mencuri sih gak bakal memikirkan masalah konsep seperti ini, tapi gimana dengan shalat? bukankah semua muslim baligh wajib mengerjakannya??

            Ya, saya akui terkadang TS nya pun masih suka lalai dalam menunaikan kewajiban, ya karena saya akui manusia memang tempatnya khilaf, tapi masih ada waktu berubah sebelum nyawa sampai ke kerongkongan. Karena Allah juga Maha penerima taubat bukan, dan pastinya taubat yang sungguh-sungguh lah yang akan diterima. Dan sesungguuhnya orang yang bijak bukanlah orang yang hanya mampu menyelesaikan masalah yang dia hadapi, tetapi orang yang bijak adalah orang yang mampu mengambil hikmah disetiap permasalahan yang dia hadapi.

Ayo-ayo semangat menuju kebaikan ! ! ! ! !

فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya allah Maha Penerima taubat lagi maha penyayang (Qs 2:37)

Selasa, 14 Juni 2011

Hanya Satu Kesalahan dan Semua menjadi Berantakan

Bismillahirrahmanirrahim...

    Satu lagi pengalaman yang sangat berharga didalam hidup saya. Mungkin teman-teman pernah mengetahui pepatah yang berbunyi "akibat nilai setitik rusak susu sebelangga", well pepatah itu benar-benar terjadi di kehidupan saya kemarin. Sebuah kesalahan yang sungguh-sungguh menghancurkan semua rencana saya yang telah tersusun rapih sebelumnya.

    Begini ceritanya, pelajaran mikro merupakan pelajaran yang cukup sulit dibandingkan dengan pelajaran yang lain, dan membutuhkan kerja keras yang lebih untuk memahami pelajaran tersebut. Alhamdulillah mikro kali ini mendapat dosen yang cukup menyenangkan, walaupun banyak opini publik yang mengatakan kalau dosen mikro saya ini "killer dan pelit nilai". Seiring berjalannya waktu, minggu per minggu terlewati dan saatnya kuis pertama, ada 2 hal yang dikatakan dosen saya ini sebelum ujian, dan saya anggap 2 hal tersebut ada hal baik dan buruknya. Hal buruknya adalah beliau memang tidak akan toleran terhadap nilai, ya kalau nilai D yaudah D, tapi kalau nilai A yaudah A, dan hal ini saya anggap prinsip yang cukup wajar lah yang dimiliki oleh seorang dosen. Dan hal baiknya adalah beliau bilang, selama 1 smester ini kita akan menempuh sebanyak 5 kuis dan 1 UTS. Dan jika dari 4 kuis dan UTS itu mendapat nilai A maka kita di bebaskan untuk tidak mengikuti UAS danIP kita untuk mikro langsung A.

     Dan kuis pertama pun dimulai, bismillah dengan bekal seadanya dan mental yang belum siap pun saya mengerjakan soal tersebut. Seminggu kemudian  ujian tersebut dibagikan dan hasilnya cukup mengecewakan, saya hanya mendapat nilai 70 dan itu berarti kira-kira setara dengan B. Yah saya pikir sudahlah masih ada 4 kuis lagi yang bisa saya selamatkan. Berlanjut ke kuis ke 2, pada kuis kali ini saya cukup optimis mendapat nilai A. Dan alhamdulillah benar, hasilnya mendapat nilai 85, yang artinya setara dengan nilai A. Lalu kemudian kuis ke 3, rasa optimis saya benar-benar meningkat karena saya sudah punya modal nilai A ditangan. Tapi pas selesai ternyata ada jawaban yang salah karena tidak sesuai dengan teori di buku, dan itu benar-benar membuat mental saya hancur. Saya hanya bisa berdoa semoga ada keajaiban berdoa, kemudian seminggu kemudian hasil kuis ke 3 dibagikan dan hasilnya.... Subahanallah, AllahuAkbar, Alhamdulillah.. Kata-kata itu yang selalu saya ucapkan, sungguh sangat-sangat ajaib nilai saya mendapat nilai 96, dan ternyata teori yang dulu saya fikir salah ternyata tidak beda jauh dengan teori yang dibuku. Tinggal 3 ujian lagi yang saya lewati (UTS dan 2 Kuis) untuk bisa lolos UAS.

     Pertengahan semester pun tiba. Dosen mikro saya sudah memberikan ancang-ancang supaya kami belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi UAS, dan menghimbau kepada mahasiswa yang sudah mendapat nilai bagus untuk dipertahankan. Ketika itu pun saya selalu mengucapkan kata-kata "Insya Allah bisa - Insya Allah bisa", belajar dan belajar pastinya tidak lupa berdoa juga saya lakukan. Dan waktu UTS pun tiba, alhamdulillah saya cukup lancar mengerjakannya , timbul perasaan lega setelah mengerjakannya dan berharap didalam hati "semoga Allah memberikan yang terbaik.. aamiin". Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengetahui hasil UTS nya karena minggu selanjutnya hasilnya sudah dibagikan. Alhamdulillah segala puji bagi Allah nilai saya 100 (what a perfect score), sontak diri ini terdiam dan hati ini berbicara "ayo tinggal selangkah lagi, pasti bisa, bismillah..." Dan setelah itu pak dosen mikro berkata "Buat yang UTS nya bagus tinggal 2 kuis lagi, kalau bisa dapet nilai A bisa bebas UAS dan nilainya langsung A". Sip tinggal beberapa langkah lagi.

     Tapi entah kenapa di kuis ke 3 ini, bukannya malah gencar persiapan belajarnya malah menjadi kendur. Apa mungkin diri ini sempat menganggap remeh ujian yang akan dihadapi, jadilah saya belajar hanya sekedarnya bahkan malamnya sempet jalan ke Malang Tempo Doeloe (semacam jakarta fair). Kuis ke 4 pun tiba, sempat panik melihat soalnya karena cukup sulit ternyata. Yasudahlah saya hanya mengerjakan dengan hati gelisah dan alakadarnya. Dan tragedi itu pun terjadi, dosen mikro saya bilang "kalau kuis ada yang nyontek lagi besok, saya dismiis satu kelas ini satu semester". Hal ini terjadi karena Pak Dosen kedapatan melihat beberapa mahasiswa yang tidak sprotif dalam mengerjakan kuis. What the **** , apabae dah masa iya di dismiss gara-gara hal itu. Alhasil setelah kuis mood bener-bener rusak banget dah, tapi tetep berharap dan berdoa semoga hal itu memang cuma gertakan. Seminggu kemudian pelajaran mikro dimulai lagi, dan anehnya kuis ke 4 tidak dibagikan (kenapa nih??), dan pak dosen pun tidak berkata apa-apa, yasudahlah mungkin memang belum sempat diperiksa kuis ke 4 nya (mencoba husnudzan). Dan akhirnya seminggu kemudian kuis ke 4 pun dibagikan + kuis ke 5 terlaksana, setelah selesai kuis pak dosen pun memanggil nama saya dan memberikan ujiannya. Dan...... astagfirullahaldzim apadeh nih nilai 12/50 (what a bad score), bener-bener rusak, hancur tidak terbentuk dah semua usaha saya selama ini. Ibarat puzzle yang udah hampir jadi, malah berantakan. Awalnya saya fikir memang jawaban saya lah yang salah, tapi setelah saya pelajari ternyata bukan. Dan penyebabnya adalah Pak Dosen Mikro semacam memberikan sanksi dengan menganggap semua jawaban kami dikelas semua salah, hal ini diakibatkan perbuatan tidak sportif yang beberapa teman kami lakukan. Setelah itu mood bener-bener rusak parah, mental juara yang telah terbentuk sebelumnya luluh lantah akibat score kuis ke 4 yang tidak seharusnya rusak, apalagi ntar jam ke 3 ada kuis Makro, makin sip aja dah penderitaan hari ini

   Mungkin teman-teman beranggapan bahwa saya mengejar nilai di dalam mikro ini. Sebenarnya tidak, karena saya beranggapan, jika saya bisa lulus mikro tanpa UAS saya jadi lebih bisa mempersiapkan diri saya menghadapi UAS-UAS lain yang masih sangat-sangat tertinggal materinya. Tapi yasudah lah nasi sudah menjadi bubur, mau diapaiin lagi. Tapi kalau kata AA Gym, nasi yang sudah menjadi bubur tinggal ditambahin aja sama sayur-sayuran bawang gore dan ayam goreng, sehinggal yang tadinya hanya bubur kosong sekarang bisa menjadi bubur ayam :D . Dan artinya itu adalah kita tidak boleh menyerah kepada keadaan, karena seorang pemenang itu bukan dilihat dari seberapa berhasilnya kah dia dalam menghasilkan sesuatu tetapi seorang pemenang itu adalah orang yang mampu bangkit setiap kali dia mengalami kegagalan. Semoga bisa menjadi renungan dan bisa diambil hikmahnya.


Alhamdulillah

Jumat, 03 Juni 2011

ketika kebiasaan baik menjadi sesuatu yang asing

Bismillahirramanirrahim..

    Sudah sekitar hampir 1 tahun saya beraktivitas di kampus, baik itu aktivitas kuliah ataupun aktivitas organisasi yang lain. Ya memang pada awalnya sempat kebingunan juga mengatur jadwal, karena SMA dan kuliah mempunyai atmosfer yang sangat berbeda baik dari segi aktivitas belajar maupun aktivitas sosial. Tapi seiring berjalannya waktu kebingungan tersebut berubah menjadi keterbiasaan. Hari demi hari, bulan demi bulan saya lalui di kampus, ikut lembaga-lembaga kemahasiswaan baik organisasi maupun keilmuan. Bukan adib kalau gak maruk namanya, dalam smester ini saya langsung ikut ke 3 lembaga di kampus dan cukup sangat-sangat kelabakan mengatur jadwalnya, bukan hanya jadwal belajar, melainkan amalan-amalan baik yang biasa di lakukan pun mulai bolong-bolong. Dan saya fikir kejadiaan ini sempat juga dirasakan oleh teman-teman lain yang sangat aktiv di kampus.

     Kemudian keasingan  itu datang, entah kapan hal tersebut merasuki diri ini. Semua serba asing, ketika tilawah menjadi sebuah kebutuhan untuk menjernihkan hati dan pikiran ini, ketika shalat tahajud menjadi panggilan untuk dilakukan setiap malamnya dan kita kerjakan dengan khusyuk (boro-boro khusyuk, sekarang aja udah bolong-bolong) , ketika al-matsurat senantiasa menemani diri ini ketika pagi dan sore hari, ketika shalat dhuha menjadi sebuah kebutuhan untuk mengistirahatkan tubuh ini di tengah aktivitas sekolah, ketika murotal selalu menemani kita disela-sela aktvitas kita (sekarang mah doyannya pop, rock yang kayak di TV-TV itu -.-). Semua itu serba asing, tidak seperti dahulu ketika SMA yang dengan sangat mudah dan nikmat aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan, apa sebenarnya penyebabnya? apa ketika SMA dahulu kita sibuk menjaga image sebagai anak ROHIS sehingga menjadi hal yang wajar untuk melakukan hal-hal tersebut, atau takut tidak lulus ujian akhir dan tes masuk PTN, sehingga setiap detiknya kita selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah supaya DIA memberikan kita kemudahan dalam menempuh ujian atau karena kita terlalu sibuk mengerjakan amanat-amanat yang banyak sampai-sampai kita keasyikan dan tidak meluangkan waktu sedikitpun untuk mengerjakannya? well saya fikir bukan itu alasanya. Setelah saya merenung cukup lama, saya bisa menyimpulkan bahwa keasingan itu bukanlah datang kepada kita, tetapi kita lah yang menciptakan keasingan tersebut. Kenapa? keasingan itu bisa muncul akibat frekeuensi aktivitas-aktivitas kebaikan itu sudah sangat jarang dilakukan, memang faktor lingkungan menjadi hal yang cukup mempengaruhi kita, tapi kunci utamanya adalah pada diri kita sendiri, seberapa mampukah kita memaksa diri kita untuk menstabilkan frekuensi aktivitas kebaikan kita. Tidak usah muluk-muluk mengejar target terlalu tinggi, cukup lakukanlah dengan konsisten.

"Amalan yang paling di cintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit." (HR Bukhori dan Muslim)

Laksanakan amalan semampu kalian, sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian (sendiri) yang bosan dan sesungguhnya amalan yang paling di cintai Allah adalah amalan yang kontinu (berkesinambungan) walaupun sedikit." (HR Abu Daud)

     Dan ternyata bukan amalan kita yang bisa membawa kita kedalam syurgaNya, tapi kita bisa masu ke syurga karena rahmat dan kasih sayang Allah semata, begitu baiknya Allah sama kita... Insya Allah, beramal sedikit akan tetapi bisa terus menerus (kontinu) itu lebih baik dari pada beramal banyak akan tetapi tidak bisa kontinu. Seiring amalan kecil berjalan kita berusaha meningkatkan sedikit-sedikit kadar amalan sholeh kita sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik setiap waktunya.  Insya Allah



Senin, 30 Mei 2011

Entah kenapa semua mimpi itu seakan lenyap

Bismillahirrahmanirrahim

           Entah kenapa, semua mimpi besar itu seolah-olah menghilang satu demi satu. Jika diibaratkan sebuah puzzle, maka setiap sisi puzzle yang saling melengkapi untuk membentuk sebuah gambar itu hilang begitu saja. Ya pada awalnya saya sangat optimis memilih cita-cita ini dengan tujuan mendapat ridho ilahi. Cita-cita yang didalamnya tersembunyi misi yang sangat besar untuk membangkitkan negeri  dan agama yang tercinta ini. Tapi kenapa semakin kesini bukannya semakin matang persiapan yang saya lakukan malah semakin serba berantakan, semua tidak tertata rapih tidak seperti sebelumnya. Apa karena niat ikhlas di awal yang sudah mulai berbelok akibat tertiup angin-angin ambisi yang ada? atau karena terlalu banyak maksiat yang menggelapkan hati ini? atau apakah memang tidak pantas seorang Adib mempunyai sebuah mimpi besar yang sama dengan orang-orang hebat di zaman terdahulu? Saya fikir tidak, karena Bermimpilah maka Allah akan memeluk mimpi-mimpimu dan ungkapan itu sering kali kita dengar dan menjadi motivasi tersendiri bagi kita khususnya saya untuk selalu mempunyai mimpi-mimpi yang suatu saat nanti akan kita capai, tapi bukan hanya mimpi-mimpi indah nan tinggi yang selalu kita bayangkan tanpa pengorbanan yang kita berikan untuk menukarkannya dengan mimpi itu. Setiap tetes demi tetes keringat yang kita keluarkan menjadi bukti seberapa dekatkah kita dengan mimpi-mimpi itu, there's nothing impossible in this world, you can get it if you want. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah beranikah kita mempunya mimpi-mimpi yang tinggi? Karena konsekuensi dari orang yang berani mempunyai mimpi dan cita-cita yang tinggi adalah dapat mewujudkan mimpi dan cita-cita tersebut. Karena jika tidak, buat apalah mimpi-mimpi itu semua? hanya menjadi angan-angan sampah yang melarutkan kita dalam kepedihan hanya karena kita tidak bisa menggapai mimpi-mimpi itu.

Semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih mimpi-mimpi mereka, walaupun setiap orang memiliki kelebihan dan kekurang masing-masing, tapi apalah arti itu semua jika kita bisa menutupi segala kekurangan yang kita miliki dengan tekat yang kuat dan setelah itu dengan ditambah dengan doa akan menjadi formula yang sempurna untuk bisa menjadikan cita-cita kita yang dari dahulu kita inginkan menjadi sebuah kenyataan. Semangat dib dan semangat untuk semua orang didunia ini yang mempunyai harapan dan cita-cita yang tinggi yang apalagi cita-cita itu memiliki manfaat yang sangat banyak bagi lingkungan sekitar, dilain sisi banyak orang-orang yang sibuk mengejar cita-citanya tanpa melihat kondisi saudara-saudaranya yang sedang kesusahan.


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
QS 13:11

Alhamdulillah

Minggu, 15 Mei 2011

Back to home

   Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Mu yang telah memberikan saya kesempatan sekali lagi untuk pulang kerumah dan bertemu dengan keluarga saya, sudah sekitar 6 bulan lamanya saya tidak bertemu mereka. Ya mungkin bagi kalian 6 bulan bukan merupakan waktu yang lama untuk perpisahan. Tapi yang ini lain kawan, hal ini dikarenakan tanggal 21 nanti, ayah saya akan dimutasi ke Balikpapan, ya maklum saja beliau bekerja sebagai PNS dan mutasi merupakan hal yang sangat wajar di alami oleh orang-orang yang bekerja sebagai PNS tak terkecuali ayah saya. Tapi hal yang paling mengkhawatirkan saya adalah setelah ini, ayah saya harus bekerja di Balikpapan, dan saya harus kuliah di Malang, sedangkan ibu dan adik-adik saya di Depok. Entah kenapa hal ini sangat saya khawatirkan, karena tidak ada lagi kepala keluarga dirumah. Tapi kan ada Allah, yap hanya kepada Allah lah saya selalu berdoa supaya DIA senantiasa menjaga kami dimana pun dan kapanpun kami berada, karena jujur saya sungguh takut kehilangan mereka, melihat ada beberapa teman saya yang sudah ditinggal oleh bapak atau ibu nya dan bahkan keduanya. Dan hal itu lah yang sering menghantui saya kalau saya jauh dari orang tua saya. Saya lebih memilih meninggalkan mereka terlebih dahulu dibanding ditinggalkan mereka, karena saya tau bagaimana rasanya kehilangan dan ditinggalkan. Tapi yasudahlah apapun yang terjadi semuanya sudah tertulis di lauh mahfudz, dan kita sebagai hambaNya hanya bisa menerima takdir yang telah ditentukan, jodoh, umur dan rezeki sudah tertata dan dipersiapkan dengan baik oleh Sang Pencipta.

Wallahualam

Cintailah ia dalam diam, dari kejauhan, dengan kesederhanaan dan keikhlasan…

 Ketika cinta kini hadir tidaklah untuk Yang Maha Mengetahui saat secercah rasa tidak lagi tercipta untuk Yang Maha Pencipta izinkanlah hati bertanya untuk siapa ia muncul dengan tiba-tiba…mungkinkah dengan ridha-Nya atau hanya mengundang murka-Nya…

Jika benar cinta itu karena Allah maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah karena hakikatnya ia berhulu dari Allah maka ia pun berhilir hanya kepada Allah..
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat:49)
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, danorang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelakidan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akanmemampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. ” (QS. An Nuur: 32)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmuisteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasatenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tandabagi kaum yang berfikir. ” (QS. Ar-Ruum:21)
Tapi jika memang kelemahan masih nyata dipelupuk matamaka bersabarlah… berdo’alah… berpuasalah…
” Wahai kaum pemuda,siapa saja diantara kamu yang sudah sanggup untukmenikah,maka menikahlah,sesungguhnya menikah itu memelihara mata,danmemelihara kemaluan,maka bila diantara kamu belum sanggup untukmenikah,berpuasalah,karena ssungguhnya puasa tersebut sebagaipenahannya ” (Hadist)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatuperbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. ” (QS. Al Israa’ :32)

Cukup cintai ia dalam diam…
bukan karena membenci hadirnya…tapi menjaga kesuciannya bukan karena menghindari dunia…tapi meraih surga-Nya bukan karena lemah untuk menghadapinya…tapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup..

Cukup cintai ia dari kejauhan…
karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari cobaankarena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangankarena hadirmu mungkin saja ‘kan membawa kenelangsaan hati-hati yang terjaga…

Cukup cintai ia dengan kesederhanaan…
memupuknya hanya akan menambah penderitaan menumbuhkan harapan hanya akan mengundang kekecewaanmengharapkan balasan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan…

Maka cintailah ia dengan keikhlasan
karena tentu kisah fatimah dan ali bin abi thalib diingini oleh hati…tapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi…?


…boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat burukbagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. ” (QS. AlBaqarah:216)“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, danlaki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), danwanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-lakiyang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yangdituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduhitu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)” (QS.An Nuur:26)
Cukup cintai ia dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan…
karena tiada yang tahu rencana Tuhan…mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan
karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikan…serahkankan rasa yang tiada sanggup dijadikan halal itu pada Yang Memberi dan Memilikinya biarkan ia yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya…
“Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.” (Umar bin Khattab ra.)

from someone at his note....