Rabu, 30 Maret 2011

elastis ataukah inelastis

Bismillahirrahminrrahim

Assalamualaikum wr wb

  Udah lama gak nulis nih, tapi entah kenapa sekalinya mau menulis, jd terinspirasi oleh materi mikro ekonomi yang mengenai elastis dan inelastis permintaan suatu barang yang disampaikan kemarin dan hubungannya dengan ibadah wajib kita khususnya, ya mungkin akan benar-benar sangat tidak nyambung atau bahkan tidak bisa dianalogikan seperti ini, tapi setidaknya bisa menjadi sedikit renungan untuk kita. Mungkin sebelumnya saya akan sedikit menjelaskan apa sih definisi dari inelastis dan elastis dari sisi ekonomi.

Barang Elastis adalah elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya atau beralih ke barang lain (barang subtitusinya banyak)

Barang Inelastis adalah elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Nah yang artinya adalah mau harganya naik atau turun, kita tetap akan mengkonsumsi barang tersebut dengan jumlah yang sama.

  Ya mungkin dengan sedikit penjelasan dan perbandingan yang dipaparkan, kita bisa sedikit mengerti perbedaan diantara keduanya, tapi pada kesempatan kali ini bukan dua hal itu lah yang akan saya bahas. Melainkan kaitannya jika dihubungkan dengan kita sebagai umat yang beragama khususnya muslim. Seperti yang saya tuliskan di judul essay saya "elastis atau inelastiskah semua ibadah wajib anda?" ya mungkin bahasa simpelnya seberapa pentingkah ibadah wajib itu buat anda? ya khususnya dalam hal ini adalah shalat, apakah shalat termasuk inelastis ataukah elastis buat anda? Seberapa butuhkah anda terhadap shalat? karena saya pikir masih banyak saudara-saudara kita yang mengelastisitaskan shalat dengan hal-hal lain, khususnya yang bersifat duniawi, padahal seperti yang kita ketahui shalat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi ibadah yang paling pertama kali dilihat di yaumul hisab nanti. Jika dari amal ibadah shalat saja masih berantakan, pastinya sangat sulit ibadah-ibadah lain untuk diterima atau bahkan diperhatikan. 

Dan akhirnya, jika sekilas memang terlihat agak tidak nyambung, tapi saya rasa tidak mengurangi esensi dari tulisan ini dan sekali lagi saya mengajak untuk senantiasa selalu berusaha menjadi orang yang lebih dan lebih baik lagi dari sebelumnya, karena rasulullah SAW bersabda :
"Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi, dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka ia adalah orang yang celaka"



 

Tidak kuciptakan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada-Ku.(Q.S. Aż-żariyāt:56)



"Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbila'lamin" 
(sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku bagi Allah, tuhan seru sekalian alam)


Dan akhirnya, jika sekilas memang terlihat agak tidak nyambung, tapi saya rasa tidak mengurangi esensi dari tulisan ini dan sekali lagi saya mengajak untuk senantiasa selalu berusaha menjadi orang yang lebih dan lebih baik lagi dari sebelumnya, karena rasulullah SAW bersabda :
"Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang yang beruntung, barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi, dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka ia adalah orang yang celaka"