Kamis, 28 Juli 2011

Perhatikanlah Kebesaran Tuhanmu

Bismillahirrahmanirrahim

        Segala puji bagi Allah atas segala ciptaanya di alam semesta ini. Matahari, Bulan, Bintang, Gunung, Laut. Semua tunduk dan patuh dibawah kekuasaannya. Tapi kenapa kita yang hanya manusia biasa terkadang suka lalai dan melanggar semua apa yang diperintahkannya? Tidak kah semua ciptaanNya itu menjadi sebuah peringatan kita akan kebeseranNya dan menuntut kita untuk menjadi hamba yang bertakwa.
     
       Alhamdulillah, Allah masih memberikan saya kesempatan untuk bisa menyaksikan ciptaanNya yang sungguh sangat luar biasa. Tepatnya pada hari minggu lalu, saya bersama teman-teman berkunjung ke sebuah tempat wisata air panas tepatnya di daerah Cangar. Yang dimana untuk sampai kesana kita harus sedikit mendaki gunung dan yang pastinya di perjalanan kita diperlihatkan dengan pengunungan yang mengelilingi kota dimana kami tinggal. Sempat terlintas apa yang akan terjadi jika gunung yang mengelilingi kota tempat tinggal kami meletus, yang padahal jajaran pegunungan itu bisa di katakan non aktif. Tapi wallahualam, jika suatu saat Allah berkehendak “jadi” maka jadilah, alhamdulillah semua itu belum terjadi.  Teringat akan sebuah surat di Al-Quran, surat yang saya pikir Allah menurunkannya supaya kita lebih memperhatikan ciptaan yang ada di alam semesta ini. Yap, tidak lain dan tidak bukan ada didalam surat Al-Gasyiyah

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?

1.Banyak muka pada hari itu tunduk terhina,
2.bekerja keras lagi kepayahan,
3.memasuki api yang sangat panas (neraka),
4.diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
5.Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon berduri
6.Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
7.Banyak muka pada hari itu berseri-seri
8.merasa senang karena usahanya,
9.alam surga yang tinggi,
10.tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.
11.Di dalamnya ada mata air yang mengalir.
12.Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,
13.dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),
14.dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,
15.dan permadani-permadani yang terhampar.
16.Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,
17.dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
18.Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
19.Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
20.Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
21.Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
22.tetapi orang yang berpaling dan kafir,
23.maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.
24.Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
25.kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.
26.kemudian sesungguhnya (kewajiban) kamilah membuat perhitungan atas mereka

   Pada surat tersebut tepatnya pada ayat 17-26 sudah sangat jelas bahwasanya Allah SWT ingin memperingati kita untuk memperhatikan kebesaranNya melalui semua ciptaannya di alam semesta. Hal ini dimaksudkan supaya senantiasa kita merasa kecil dihadapanNya, sehingga dengan demikian kita akan senantiasa selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita di hadapan Allah SWT. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang bertakwa.

Alhamdulillah

Jumat, 22 Juli 2011

Konsep Matematika di dalam Sedekah

Bismillahirrahmanirrahim

    Segala puji bagi Allah atas sama nikmat dan karunianya yang diberikan tidak terkecuali siapapun, baik dia muslim, nasrani, majusi bahkan atheis sekalipun tidak akan terlewatkan satu pun dari rezeki dan rahmat dari Allah. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita bisa selalu bersyukur atas nikmatnya.

    Berbicara mengenai sedekah, saya terinspirasi dengan seseorang Ustadz di sebuah tausiyahnya dan kita tau siapa Ustad tersebut. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah Ustad Yusuf Mansur yang seperti kita ketahui bersama beliau cukup terkenal dengan konsep matematika sedekahnya. Menurut beliau sedekah mempunyai perhitungan matematisnya sendiri, seperti yang diuraikan sebagai berikut.

     Apa yang kita lihat dari matematika dibawah ini?

     10 - 1 = 19

Ya, disana kita akan melihat keganjilan hitungan matematis. Sebuah pengurangan yang justru menghasilkan penambahan. Kenapa begitu? kenapa bukan 10-1 = 19? inilah yang disebut matematika sedekah, kita memberi apa yang kita punya dan Allah akan mengembalikan lebih banyak lagi.

Konsep matematika sedekah diatas diambil bukan atas dasar dari sumber manapun, konsep tersebut diambil dari Al-Quran Surat Al-Anam ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah), bahkan didalam surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan hingga 700 x lipat

Sebelumnya, kita sudah mengetahui, bahwa :
10 - 1 = 19

Maka, ketemulah ilustrasi matematika dibawah ini

10 - 2 = 28
10 - 3 = 37
10 - 4 = 46
10 - 5 = 55
10 - 6 = 64
10 - 7 = 73
10 - 8 = 82
10 - 9 = 91
10 - 10 = 100

Dengan konsep ini, jika kita ingin membeli rumah yang berharga 100 juta, ya kita tinggal sedekah aja 10 juta :D . Mungkin teman-teman sangat tidak percaya atas konsep seperti ini, begitu juga dengan saya. Tapi percayalah saya telah mengalaminya.

   Hal ini terjadi beberapa hari yang lalu, ketika saya mendapat kesempatan untuk kembali ke Depok. Suatu ketika saya bersilaturahmi dengan abang-abang saya didepok, dan ketika maghrib shalatlah kami disebuah mesijid, lalu saya melihat sebuah kotak amal disana dan saya teringat akan konsep matemaitikanya Ustad Yusuf Manshur, dan ketika saya merogoh kantong hanya ada uang 20 ribu disitu. Yasudahlah kemudian dengan bismillah saya masukanlah uang tersebut ke dalam kotak amal (tanpa berharap bahwa konsep matematika sedekah itu benar-benar terjadi kepada saya). Lalu keesokan harinya kembali lah saya ke malang, kemudian beberapa hari kemudian seseorang teman saya menghubungi saya dan mengabarkan bahwasanya saya mendapatkan rezeki melalui sebuah beasiswa di fakultas. Yang padahal pada saat saya mengumpulkan berkas tersebut, kakak kelas saya yang menjadi panitia pengumpulan berkas tersebut sempat mengintimidasi saya bahwasanya saya tidak akan bisa mendapatkan besasiswa tersebut. Karena jika diliat dari sisi manapun kemungkinan saya untuk mendapatkan beasiswa tersebut sangatlah kecil bahkan tidak ada, baik dilihat dari jalur akademik maupun non akademik. Tapi Alhamdulillah yang namanya rezeki sudah di atur dengan sangat rapih oleh Allah SWT, jadi tidak akan mungkin salah apalagi tertukar satu dengan yang lainnya.

   Dan pada akhirnya bukan bermaksud ria ataupun sombong atas apa yang telah didapat, TS hanya ingin sedikit berbagi sebuah pengalaman yang bahkan saya sendiri takjub akan pengalaman tersebut. Semoga sebuah cerita ini bisa sedkit banyak memberikan inspirasi kepada siapapun yang membaca

Alhamdulillah

Rabu, 20 Juli 2011

Ayo Tingkatkan Rasa Syukur Mu....

Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah akhirnya bisa nulis lagi nih, setelah sekian lama maintenance karena sibuk mempersiapkan UAS. Alhamdulillah, walaupun hasilnya sedikit menurun dari smester lalu tapi sungguh saya sangat bersyukur. Hal ini dikarenakan bahwa Allah memang senantiasa bersama hamba-hambanya yang sabar. Alhamdulillah Hanya kata-kata itulah yang bisa saya ucapkan ketika suatu saat saya mendapatkan kabar yang sungguh luar biasa, terutama dari IP yang saya peroleh untuk smester ini, yang padahal ada beberapa nilai yang sungguh diluar dugaan. Alhamdulillah disaat saya sungguh terpuruk karena semua ketidakpastian, rahmat Allah datang dan membuka semuanya.

     Bukan menjadi suatu hal yang dipungkiri lagi, bahwasanya IP (Indeks Prestatif) merupakan hal yang paling diperhatikan oleh setiap mahasiswa, apalagi cumlaude yang sungguh sangat diperjuangkan oleh setiap mahasiswa termasuk saya sendiri. Karena siapa sih yang gak mau kalau kita bisa lulus dengan predikat cumlaude dan lulus tepat waktu. Yah walaupun pada dasarnya semua hal itu bukanlah hal yang paling utama untuk kita perjuangkan pada saat belajar di kampus, tapi hal itu menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi saya, apalagi IP yang baik untuk memperbesar kemungkinan saya untuk mendapatkan beasiswa. Dilain sisi pun siapa sih yang nggak mau bisa membuat orang tua saya sedikit bahagia melihat anaknya bisa survive dengan jerih payah sendirinya.

     Seperti yang telah sedikit saya ceritakan diawal. IP smester ini cukup terjun tapi tidak parah, cukup membuat saya tidak bisa tidur dan menjadi sedikit ilfill setiap orang-orang bertanya mengenai IP. Hal ini di karenakan ada 1 mata pelajaran yang mendapat nilai C+ (ya mungkin tidak terlalu buruk, tetapi akan menjadi sesuatu yang buruk jika hanya 3 orang yang mendapat nilai C+ dan saya termasuk saya diantaranya, padahal UAS nya cukup sangat mudah untuk dikerjakan).Disamping itu memang saya akui, saya kurang mempersiapkan segala sesuatunya semenjak di smester 2. Dan diperparah lagi satu nilai yang paling krusial belum keluar. Yap, tidak lain dan tidak bukan ialah manajemen keuangan, mata kuliah yang paling menjadi masalah di smester 2, hal ini dikarenakan saya tidak cukup baik mengikuti mata kuliah ini. Dapat lulus dengan nilai C pun sudah sangat sungguh saya syukuri, karena dari hasil teman-teman yang lain mahasiswa yang cowo rata-rata mendapat nilai D, oke itu cukup membuat saya stress. Cukup lama saya terpuruk menunggu nilai tersebut, bahkan saya sempat ragu bahwa pertolongan Allah begitu dekat, bahwa masih banyak rezeki-rezeki yang Allah berikan ke saya yang terkadang saya tidak bersyukur akan hal itu, dan saya hanya fokus meratapi sebuah nasib yang saya anggap tidak adil yang Allah berikan ke saya. Tapi ternyata saya salah, saya lupa bahwasanya nikmatnya rasa syukur baru dapat kita rasakan pada saat kita masih bisa tetap bersyukur pada saat kita mendapatkan suatu hal yang buruk yang menimpa kita. Saya pahami mendalam hal tersebut, istigfar dan mulai bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang banyak yang masih belum saya syukuri. Beberapa hari kemudian, saya memberanikan diri untuk membuka Sistem Informasi Akademik untuk melihat nilai-nilai saya, dan hasilnya Alhamdulillah dan AllahuAkbar reflek saya katakan berkali-kali ketika melihat nilai Manajemen Keuangan saya, B itulah nilai yg dapat. Seketika itu juga hal tersebut menjadi sebuah obat dari luka yang saya dapatkan pada  nilai mata kuliah yang cukup kurang memuaskan.

   Dan mungkin, terdengar seperti curcol atau Diary anak yang sepertinya baru hidup di kampus. Tapi ada satu hal yg menarik disini, hal yang ingin sekali saya tekankan. Hal itu adalah ketika suatu saat kamu merasa bahwa kamu mendapatkan sesuatu yang buruk menimpa kita, percaya lah kawan bahwasanya Allah akan selalu bersama orang-orang yang sabar dan rakhmat Allah itu tidak akan pernah putus apabila kamu selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikanNya, baik suatu nikmat yang baik maupun  yang buruk. Karena Allah akan selalu menambah nikmat hamba-hambanya yang senantiasa selalu bersyukur





“Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. QS Ibrahim[14]:7